counter 8 Film yang Dianggap Jiplakan Film Box Office Lain! – Cure fym

8 Film yang Dianggap Jiplakan Film Box Office Lain!

Industri film sering kali diwarnai oleh persaingan kreatif yang sengit, hingga tak jarang muncul tuduhan penjiplakan antara karya-karya yang memiliki kemiripan. Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah film-film yang dirilis dengan konsep serupa, di mana salah satunya disebut “menjiplak” film box office besar yang lebih sukses. Nah, berikut adalah beberapa contoh film yang dianggap “jiplakan” dari karya box office terkenal.

Antz (1998) – Mirip A Bug’s Life (1998)

Antz, produksi DreamWorks Animation, sering dibandingkan dengan A Bug’s Life dari Pixar karena keduanya memiliki konsep cerita yang berpusat pada kehidupan serangga, terutama semut. Kedua film ini dirilis pada tahun yang sama, dengan Antz hadir terlebih dahulu pada Oktober 1998, diikuti oleh A Bug’s Life pada November. Meskipun memiliki perbedaan cerita, kemiripan tema dan fokus pada koloni semut membuat banyak orang berspekulasi bahwa salah satu dari keduanya mungkin terinspirasi dari yang lain.

Perdebatan menjadi lebih menarik ketika diketahui bahwa Jeffrey Katzenberg, salah satu pendiri DreamWorks, sebelumnya adalah petinggi di Disney, studio induk Pixar. Tuduhan muncul bahwa Katzenberg mengambil ide awal dari proyek A Bug’s Life selama ia bekerja di Disney, meskipun ia dan DreamWorks membantah hal tersebut. Dalam Antz, ceritanya lebih berfokus pada perjalanan individu Z, seekor semut pekerja yang memberontak melawan sistem hierarki koloninya. Sementara itu, A Bug’s Life lebih menyoroti perjuangan Flik, seorang semut yang berusaha menyelamatkan koloninya dari ancaman belalang.

Meskipun keduanya menuai kesuksesan, A Bug’s Life dianggap lebih unggul dalam hal visual dan daya tarik cerita. Namun, Antz tetap diakui karena membawa cerita yang lebih dewasa dan satir. Perdebatan tentang siapa yang menjiplak siapa masih sering menjadi topik hangat di kalangan penggemar animasi.

Deep Impact (1998) – Mirip Armageddon (1998)

Tahun 1998 menjadi panggung bagi dua film besar yang memiliki tema serupa: ancaman asteroid raksasa yang akan menghancurkan Bumi. Deep Impact, disutradarai Mimi Leder, dan Armageddon, karya Michael Bay, memiliki fokus cerita yang berbeda tetapi tetap memanfaatkan premis utama yang sama. Kedua film ini dirilis dengan jarak waktu beberapa bulan saja, yang membuat penonton tak bisa menghindari perbandingan di antara keduanya.

Dalam Deep Impact, ceritanya lebih menyoroti sisi emosional dan dampak sosial dari ancaman kiamat, dengan fokus pada bagaimana manusia bereaksi menghadapi kehancuran yang mendekat. Sementara itu, Armageddon adalah aksi blockbuster yang penuh ledakan, menampilkan Bruce Willis dan tim pengebor yang dikirim ke luar angkasa untuk menghancurkan asteroid. Meskipun gaya narasi dan pendekatannya berbeda, kemiripan tema membuat banyak orang bertanya-tanya apakah salah satu film ini mencoba meniru yang lain.

Kedua film memiliki pencapaian besar di box office, tetapi Armageddon lebih diingat sebagai salah satu film aksi khas Michael Bay. Sementara itu, Deep Impact tetap dihormati karena pendekatannya yang lebih realistis dan emosional. Perdebatan tentang inspirasi di balik kedua film ini terus menjadi bahan diskusi, tetapi tidak ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa salah satu menjiplak yang lain.

The Illusionist (2006) – Mirip The Prestige (2006)

Tahun 2006 menjadi saksi lahirnya dua film yang menggali dunia sulap dan ilusi dengan cara yang sangat berbeda, tetapi tetap dianggap saling bersaing. The Illusionist, disutradarai Neil Burger, dan The Prestige, karya Christopher Nolan, menghadirkan cerita tentang pesulap, cinta, dan ambisi yang penuh intrik. Meskipun keduanya berfokus pada seni sulap, pendekatan cerita mereka memiliki perbedaan signifikan.

The Illusionist menceritakan kisah Eisenheim (Edward Norton), seorang pesulap yang menggunakan kemampuannya untuk memenangkan kembali cinta masa kecilnya, yang kini terjebak dalam hubungan dengan bangsawan yang berbahaya. Sementara itu, The Prestige mengikuti rivalitas antara dua pesulap, Robert Angier (Hugh Jackman) dan Alfred Borden (Christian Bale), yang saling menghancurkan demi menjadi yang terbaik. Meski memiliki premis yang berbeda, fokus pada dunia sulap dan waktu perilisan yang berdekatan membuat kedua film ini sering dibandingkan.

Dalam hal penerimaan, The Prestige mendapatkan pujian lebih besar karena narasinya yang kompleks dan elemen twist yang memukau. Namun, The Illusionist tetap dihargai karena pendekatannya yang romantis dan visualnya yang memikat. Perbandingan ini lebih sering dianggap sebagai kebetulan daripada upaya penjiplakan langsung, tetapi tetap menarik perhatian karena tema yang mirip.

White House Down (2013) – Mirip Olympus Has Fallen (2013)

Version 1.0.0

Pada tahun 2013, dua film aksi yang berfokus pada serangan terhadap Gedung Putih dirilis dengan jarak waktu hanya beberapa bulan: Olympus Has Fallen dan White House Down. Keduanya menampilkan aksi heroik dari seorang pria yang berusaha melindungi presiden dan menyelamatkan negara dari ancaman teroris, membuat banyak penonton merasa bahwa salah satu film ini mungkin terinspirasi dari yang lain.

Olympus Has Fallen, yang dibintangi Gerard Butler, mengisahkan agen Secret Service yang terjebak di Gedung Putih saat teroris menyerang, memaksanya untuk melindungi presiden. Sebaliknya, White House Down, dengan Channing Tatum sebagai pemeran utama, menampilkan seorang petugas keamanan yang secara tidak sengaja harus melawan para penyerang demi menyelamatkan presiden. Meski plot dasarnya mirip, pendekatan kedua film cukup berbeda, dengan Olympus Has Fallen menonjolkan aksi brutal sementara White House Down lebih ringan dan humoris.

Kedua film ini meraih kesuksesan box office, tetapi Olympus Has Fallen memulai waralabanya sendiri dengan beberapa sekuel. Meski tidak ada bukti langsung tentang penjiplakan, persamaan konsep dan waktu rilis membuat kedua film ini sering dibandingkan dan menjadi bahan diskusi di kalangan penggemar aksi.

Friends with Benefits (2011) – Mirip No Strings Attached (2011)

Komedi romantis dengan premis “teman yang berhubungan tanpa cinta” menjadi fokus utama dua film yang dirilis pada tahun 2011, yaitu Friends with Benefits dan No Strings Attached. Kedua film ini bercerita tentang hubungan santai yang akhirnya berubah menjadi cinta, yang membuat banyak orang merasa bahwa salah satu film tersebut mencoba mengikuti jejak yang lain.

No Strings Attached, yang dibintangi Natalie Portman dan Ashton Kutcher, dirilis lebih awal dan menampilkan kisah ringan tentang dua teman yang mencoba menjalani hubungan tanpa komitmen. Beberapa bulan kemudian, Friends with Benefits hadir dengan Justin Timberlake dan Mila Kunis, mengusung tema yang sangat mirip tetapi dengan pendekatan yang lebih modern dan sarkastik.

Meski memiliki konsep serupa, masing-masing film memiliki gaya dan penonton yang berbeda. Friends with Benefits lebih mendapatkan pujian karena chemistry antara Timberlake dan Kunis, sementara No Strings Attached tetap dihargai karena daya tarik Portman dan Kutcher. Kemiripan ini sering dianggap sebagai contoh kebetulan di Hollywood, di mana ide-ide serupa sering muncul hampir bersamaan.

Happy Feet (2006) – Mirip Surf’s Up (2007)

Film animasi tentang komunitas penguin yang hidup di Antartika mungkin tampak unik, tetapi dua film ini memperlihatkan kesamaan yang mencolok. Happy Feet, dirilis pada 2006, adalah kisah tentang seekor penguin bernama Mumble yang berjuang menemukan tempatnya dalam komunitas karena ketidakmampuannya bernyanyi. Sebaliknya, Surf’s Up dirilis pada 2007, menceritakan Cody Maverick, seekor penguin yang ingin menjadi peselancar terbaik.

Meskipun ceritanya berbeda, kedua film ini menuai perbandingan karena kemiripan tema: kehidupan penguin yang diwarnai tantangan individu. Bahkan, desain visual karakter penguin dalam kedua film memiliki gaya serupa. Namun, perbedaan mendasar terletak pada pendekatan naratifnya, di mana Happy Feet lebih emosional dan penuh pesan lingkungan, sementara Surf’s Up hadir sebagai film komedi dengan elemen dokumenter.

Happy Feet menjadi pemenang Oscar untuk Film Animasi Terbaik, sementara Surf’s Up tetap mendapatkan pujian karena gaya uniknya. Perdebatan ini sering dianggap sebagai kebetulan belaka karena waktu produksi keduanya berlangsung bersamaan.

Shark Tale (2004) – Mirip Finding Nemo (2003)

Setelah kesuksesan besar Finding Nemo dari Pixar pada tahun 2003, DreamWorks Animation merilis Shark Tale pada tahun 2004, sebuah film animasi yang berpusat pada dunia bawah laut. Meskipun Shark Tale memiliki pendekatan yang berbeda, seperti cerita mafia dan elemen komedi yang lebih dewasa, kemiripan visual dan setting membuat banyak orang membandingkan kedua film ini.

Dalam Finding Nemo, cerita berpusat pada perjalanan Marlin untuk menyelamatkan anaknya, Nemo, dengan pemandangan bawah laut yang menawan dan cerita emosional. Shark Tale, di sisi lain, mengikuti Oscar, seekor ikan kecil yang terlibat dengan hiu mafia. Dengan gaya humor yang lebih mengarah ke slapstick dan referensi budaya pop, Shark Tale dianggap mencoba meniru kesuksesan Finding Nemo, meskipun dengan cerita dan audiens yang berbeda.

Finding Nemo tetap menjadi salah satu film animasi terbaik sepanjang masa, sementara Shark Tale mendapatkan kritik karena kurangnya kedalaman cerita. Meski demikian, Shark Tale memiliki daya tarik tersendiri berkat pengisi suara bintang seperti Will Smith, Angelina Jolie, dan Robert De Niro.

Dante’s Peak (1997) – Mirip Volcano (1997)

Tahun 1997 menjadi panggung bagi dua film bencana alam bertema gunung berapi, yaitu Dante’s Peak dan Volcano. Kedua film ini dirilis hanya dengan jarak beberapa bulan, dan keduanya berfokus pada upaya manusia menghadapi erupsi gunung berapi yang mengancam kehidupan mereka.

Dalam Dante’s Peak, ceritanya berpusat pada ilmuwan vulkanologi (Pierce Brosnan) yang mencoba menyelamatkan kota kecil dari letusan gunung berapi. Sementara itu, Volcano menceritakan bencana gunung berapi yang meletus di tengah kota Los Angeles, dengan fokus pada kepala manajemen darurat (Tommy Lee Jones) yang berusaha melindungi penduduk kota. Meski memiliki lokasi dan pendekatan cerita yang berbeda, premis dasar keduanya hampir identik.

Meskipun tidak ada bukti bahwa salah satu film menjiplak yang lain, perbandingan tak terhindarkan, terutama karena waktu rilis yang berdekatan. Dante’s Peak mendapat ulasan yang lebih baik karena pendekatannya yang lebih realistis, sementara Volcano lebih dikenal sebagai film aksi penuh ketegangan. Kedua film tetap diingat sebagai contoh klasik dari tren film bencana yang sering bersaing di box office.

Hollywood memang penuh dengan kisah persaingan kreatif, di mana ide-ide serupa sering kali muncul secara bersamaan. Apakah ini kebetulan atau inspirasi yang terlalu dekat, perdebatan tentang siapa yang menjiplak siapa akan selalu menjadi bagian menarik dari dunia perfilman. Jadi, Geeks, menurut kalian mana film yang paling mirip?

Artikel 8 Film yang Dianggap Jiplakan Film Box Office Lain! pertama kali tampil pada Greenscene.

About admin